Bidang IT barriernya memang rendah. Dokter bisa belajar ngoding dan jadi data scientist, tapi programmer belum tentu bisa belajar pake stetoskop dan buka praktik.
Barrier of Entry di Bidang IT Rendah
Mudahnya masuk ke bidang IT
Dosenku pernah bilang, seorang akuntan yg belajar ngoding terutama data related, bakal jd data analyst/scientist yg lebih ngeri skillnya ketimbang lulusan IT itu sendiri. Domain knowledge perihal finance nya dah kebentuk, tinggal poles skill teknis perihal data & codingnya😬
Replies di thread ini makin menunjukkan, multidisipliner itu makin jadi kebutuhan. Linearitas, yg masih jadi paradigma umum di Indonesia, makin sulit untuk relevan. Apalagi kalo dihadepin sama isu-isu multidimensi. Misalnya, isu lingkungan, HAM, pembangunan, dsb.
Memang harusnya IT itu serupa matematika, semua orang bisa. Bayangkan dokter bisa ngoding Raspy untuk operasi dengan presisi di atas kemampuan manusia. Bayangkan pengacara nyari undang-undang pakai SQL. Bayangkan guru bisa ngoding web UI untuk ngumpulin tugas siswa otomatis.
lah, emang hukumnya semakin tinggi risiko suatu profesi, semakin tinggi barrier entrinya. jadi pilot, jadi dokter, jadi engineer minyak, jadi engineer tambang, dsb. dikira itu minim risiko? coba bandingkan dgn menjadi penulis, penyanyi, jadi programmer, fisikawan, PNS, dsb
Tweet ini ga cocok dibaca untuk yang bermental lemah dan belajarnya aja kalo inget doang 😌 Kalo kamu belajarnya tiap hari minimal setengah jam, apalagi pas weekend. Kalem, fokus aja untuk konsisten belajar.
Kayanya banyak yang panas karena salah nangkep. Barrier to entry rendah tidak sama dengan mudah. Mulainya mudah, tapi lanjutannya ya dalam dan kompleks
Kalau saya ngeliatnya gini Di era ini, apapun profesimu, koding itu udah ibarat kemampuan baca tulis. Mungkin di masa depan, gak bisa koding ibarat orang buta huruf jaman sekarang. Ah mungkin contoh saya terlalu ekstrim ya.
Ayok siapa yang mau bilang barrier to entry UI UX rendah. Lapak dipersilakan.
Bener koq, termasuk buat Product Designers, kita gak pernah diminta sertifikasi, lisensi, kadang ijazah juga gak. Asal bisa kerja ya mari... Cuma, buat naik level nanti keliatan koq, bedanya yang punya dasar pendidikan yang sesuai atau gak.
Baca thread mas ini, jadi pengen bahas sedikit banyak hal tentang kolaborasi medis-IT. Sebagai seseorang yang berdiri di dua wilayah ini sebagai periset selama kurun waktu 8 tahun terakhir, saya mau berbagi pendapat. [1]
Banyak yang ngamuk *uhuk Emang bener barriernya rendah, buktinya orang yang luntang-lantung kayak gw sebelum belajar programming, bisa diterima kerja dan memperbaiki kehidupan 🥲 Terimakasih entry-barrier rendah 🫂
Software engineer ini kerjaan yang paling feasible untuk memperbaiki taraf hidup seseorang yang ga punya priviledge, sampai bisa ngehidupin keluarga dengan layak. Barrier entry rendah bukan berarti jadi nya gampang belajarnya ya, artinya cukup punya laptop + internet + otak.
Saya masih heran kenapa banyak yg tersinggung tweet ini. Memang benar kok barrier to entry rendah untuk masuk IT Selain faktor risiko, juga ketersedian sumber belajar yg melimpah ruah: Yang bikin melimpah kan kita-kita juga orang IT yg dikit-dikit gemar nulis tutorial. 😂
Barrier to entry di IT memang rendah Tapi barrier yang sebenarnya adalah konsistensi-mu untuk terus belajar. Sumber belajar boleh melimpah, tapi kalau kamu gak punya banyak waktu dan konsistensi. Gak usah berharap banyak.
Benar kok. Entry barrier nya tidak terlalu tinggi. Mudah dimulai, walaupun sulit dikuasai. Coba aja install node.js/python, dan copy paste kode dari internet. Udah jadi tuh web server "hello world". Beda dari kedokteran. Mau mulai aja susah.
Akuh lulusan manajemen aja bisa jadi Data Scientist gak perlu ambil master/PhD. Jauh gampangan jadi DS dibanding jadi Quant. 🤣
gw malah lebih takut nih sama orang2 yg latar belakangnya bukan IT, kek dari jurusan kedokteran, ekonomi, hukum, pariwisata dan yg gak cukup relate sama IT, tapi mereka belajar programming/IT. Bayangin aja mereka udah ada base knowledge yg oke dibidangnya + programming 🤯
Good for them. Dan satu hal. Kalo belajar IT bisa otodidak. Kalo belajar kedokteran, hukum, atau teknik lainnya itu gabisa otodidak, harus ada lembaganya buat belajar dengan path yang bener
Ada pegawai DJP, lulusan STAN, penempatan kerja sejak awal di direktorat IT, jadi mendalami IT. Setelah masa ikatan dinas selesai, resign, sekarang bisnisnya bikin aplikasi keuangan buat pemda-pemda. Setahun resign, beli mercy.
gw malah lebih takut nih sama orang2 yg latar belakangnya bukan IT, kek dari jurusan kedokteran, ekonomi, hukum, pariwisata dan yg gak cukup relate sama IT, tapi mereka belajar programming/IT. Bayangin aja mereka udah ada base knowledge yg oke dibidangnya + programming 🤯
Yup valid, 2006 waktu masih kuliah informatika, dosen bilang kalau sistem itu bisa dibikin asal tahu logika atau alur kerjanya, maka orang yang lebih unggul bukanlah orang yang bisa bikin sistemnya, tapi orang yang paham betul alur kerja di suatu industri.
gw malah lebih takut nih sama orang2 yg latar belakangnya bukan IT, kek dari jurusan kedokteran, ekonomi, hukum, pariwisata dan yg gak cukup relate sama IT, tapi mereka belajar programming/IT. Bayangin aja mereka udah ada base knowledge yg oke dibidangnya + programming 🤯