Kucingnya lucu, saya suka. Eh tapi pemula emang seantikritik itu ya. Baru tau.
13 tweets
Topic
tanyaaja.in/p/lynxluna/dcM… Alasannya adalah: duh banyak banget. Dulu saya bikin usaha yg jualan support mongodb di awal2 keberadaannya. Sampai, saya sadar Postgres adalah jalan terbaik.
🗣️ Bikin halaman web sederhana aja. 🙋🏽♂️ Jadi kita mau pake NextJS, Vue, Svelte, atau Astro? * spend 2 jam ngubek2 config webpack atau rollup 🗣️ Bikin aplikasi Native 🙋🏽♂️ Jadi kita pakai React Native, Flutter, atau KMM? * spend 3 jam ngubek2 build tools.
👨: You need to go with repository, service, and protocols layer. Make clean code! clean architecture. 😜: How about FUNCTIONS! a lot of them! 👨: That makes your code dirty. 😜: Hold my white latte... I call this module-driven architecture.
300ms latency is actually VERY IMPORTANT it affects revenue of your app/website. What is not important for web is nanosecond improvement.
Threadnya menarik, analoginya menarik juga. Tapi aku mau gali lagi argumennya: ❓Kalau kebutuhan sederhana kenapa pake ORM? Kan querynya sederhana? ❓Kalau ga perlu scale apalagi, querynya aja sederhana ngapain ORM? ❓Kalo PoC lagi-lagi, databasenya masih kecil, tabel2nya…
Jadi kapan cocoknya pake ORM? - Ketika kebutuhannya sederhana, no raw query - Ketika produknya ngga perlu scale ke banyak user, karena kalo iya, sunk cost yg akan ditelan akan semakin banyak jika masih pake ORM - Ketika kita kepengen bikin produk cepet yang bersifast PoC
Satu Akrobat 🤸terakhir sebelum tidur, upgrade ke Next 14. Karena pake 𝚢𝚊𝚛𝚗 𝚞𝚙𝚐𝚛𝚊𝚍𝚎 kemarin menghasilkan komponen dengan tipe yang salah. Make senam akrobat kali ini dilakukan dengan sedikit berhati-hati. ▶️ Bikin proyek baru dan lihat dependensinya apa aja. ▶️…
Arguably, yes! Skrg aja saya bikin rate limit sendiri pake ChatGPT. Karena saya tau algoritmenya tapi males nulis sendiri wkwkwk. Bagian ini bisa dikomodifikasi. Bahkan ada perusahaan yg jualan biar BE ga usah ngelakuin ini manual. Lagian ini kerjaan kaya rate limit dan login…
Huh? Lebih percaya backend bakal kegusur duluan sih, karena menurutku di backend terlalu banyak bit-bit repetisi yg sebenernya bisa diautomatisasi. Mau implement rate-limit? Bikin API? Modify schema? Semuanya udah ada "bit standard"-nya.
Makanya, walaupun kamu pake bahasa cosplay yang membiasakan memakai kode orang lain banyak-banyak. Kita harus tahu, apa purpose dari SETIAP dependensi yang dimasukkan ke situ. Yang paling malesin, juga harus tahu versi ini kompatibel ama versi berapa. Ya.. emang harus gitu.
Tapi keributan kemarin dimulai dgn saya bilang: “Pemula sebaiknya belajar HTML, CSS, dan Javascript” Tanggapannya:
Inilah pentingnya "tahu" 3 inti dari Web sebelum menggunakan React pada Web (sering keskip dan jadi prioritas belakang) meresahkannya lagi kalau ketemu "aktor" (tutup mata, tutup telinga, dan kerjaan kelar) 🤣
Bapak ini matiin rejeki orang aja. Axios itu ada buat memudahkan pengembang pak. Ga semua orang senior kaya bapak yg bisa pake 𝚏𝚎𝚝𝚌𝚑() doang. Apalagi pake cara kuno pake 𝚇𝙼𝙻𝙷𝚝𝚝𝚙𝚁𝚎𝚚𝚞𝚎𝚜𝚝().
I've rejecting many PR from Importer Engineer, every time there a request to fetching API, they always install axios just use fetch! zero dependency is better then random people code that you didn't even understood
Justru karena membaca dokumentasi, jadi tau ada sebuah ORM yg sangat populer pada suatu waktu itu konversi dari ORM ke GraphQL baru SQL. Lalu soal kegiatan optimisation: Kalo kegiatannya "Optimise" artinya ya "udah terlanjur" pakai kan, jadinya harus dioptimisasi. Kalo belum…
lelah melihat ORM disalahin mulu 😂 aku pernah optimize spring dengan hibernate latency dari 300ms ke p99 <20ms. semua karena cuma baca dokumentasi basic hibernate dan manage connection pooling yg bener jadi kita tau ya problemnya dimana 😅
Lha malah nemunya setelah buka threadnya @ainunnajib. Dialog itu ga imajiner, itu bener2 terjadi. Karena seringnya perubahan di dunia FE: ts, js, cjs, sekarang katanya udah mjs juga. Resource internet banyak tapi menyulitkan pemula, karena sering tiba2 outdated beberapa bulan…